Bandung Hadirkan Sekjen PP Syabab Hidayatullah Isi Training Guru dan Santri
Dalam kesempatan tersebut, kader muda Hidayatullah yang dikenal sebagai penulis itu memberikan paparan mendasar tentang bagaimana sikap mental seorang guru dalam menjiwai perannya sebagai penentu masa depan bangsa.
"Guru bukan saja mulia, tetapi sangat istimewa. Tanpa guru, anak manusia tidak akan ada yang bisa menjalankan perintah wajib berupa menuntut ilmu. Jika terhadap mereka yang menuntut ilmu saja Allah berikan kemuliaan luar biasa, bagaimana dengan guru yang menjadikan anak manusia bisa menunaikan kewajibannya," paparnya.
Oleh karena itu, Imam Nawawi yang pernah tugas selama lima tahun menjadi tenaga kependidikan di Pesantren Hidayatullah Depok mendorong para guru agar mampu menjiwai profesinya.
Imam menegaskan, seorang guru harus mampu menjiwai profesinya dengan baik. Bukan sekedar bagaimana menjadikan anak-anak mendapatkan materi ajar yang ditentukan oleh kurikulum, tetapi juga mampu mendorong semangat belajar.
"Dan, yang lebih penting dari itu semua, cek setiap hari, apakah kita sebagai guru telah berhasil menjadi sosok guru yang menginspirasi anak didik di kelas," tukasnya.
Ketua Yayasan Hidayatullah Bandung, Abdul Wahid menjelaskan bahwa pihaknya sengaja mengundang Sekjen Syabab Hidayatullah tersebut karena ada dua target yang ingin dicapai.
"Kami sengaja mengundang Bang Imam Nawawi ini, karena beliau punya pengalaman di bidang pendidikan, dan bagi santri-santri kami, beliau adalah sosok anak muda yang sangat dirindukan kedatangannya," jelasnya.
Terbukti dalam sesi training di hadapan para santri, antusiasme para santri dalam sesi dialog sangat tinggi, sehingga karena waktu, pertanyaan dibatasi hanya untuk lima peserta.
Training Motivasi Guru dan Santri sendiri berjalan di dua lokasi, yakni Kampus I Hidayatullah Cimuncang, dan Kampus II Hidayatullah Soreang.*/Faris
