Imam Nawawi Dorong Mahasiswa Tempa Diri Menjadi Pejuang
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi mendorong pemuda untuk selalu berupaya membangun diri dengan berbagai penempaan agar menjadi pribadi pejuang yang tidak mudah menyerah.
Hal itu disampaikan Imam dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2020 yang diselenggarakan Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai) di Ciputat, Tangerang, Provinsi Banten.
Dikatakan Imam, sebagai generasi muda yang diamanahi melanjutkan cita cita perjuangan bangsa dan agama yang telah dirintis oleh para founding father, maka penempaan diri agar menjadi pejuang mutlak dilakukan agar estafeta amanah tersebut dapat berkesinambungan.
Penempaan diri bisa dilakukan di mana saja, bukan saja melalui rutinitas aktifitas di kampus dimana kita menuntut ilmu. Menempa diri, menurut Imam, jangan hanya terpaku pada ujian yang diberikan oleh dosen, melainkan segela dimensi dalam kehidupan ini adalah wadah penempaan diri.
Bahkan, dia menegaskan, ujian di kampus sebenarnya bukanlah ujian melainkan hanya ulangan. Sebab, menurutnya, ujian tersebut sejatinya hanya mengulang pelajaran yang sudah diajarkan dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda atau uraian pertanyaan.
"Di sekolah atau di kampus sebenarnya tidak ada ujian, yang ada itu hanya ulangan. Karena Anda hanya dibebani untuk menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah disiapkan di pilihan ganda bahkan terkadang sudah diberikan kisi-kisi sebelumnya," ungkapnya.
Sebagai generasi muda, mestinya kita tidak sekedar ulangan, tetapi juga siap menghadapi berbagai ujian kehidupan. Karena itu, menurut Imam, anak muda harus bersiap berhadapan dengan tantangan terutama ujian penempaan diri melalui ketanggugan wacana, ide dan gagasan.
"Sebagai mahasiswa jangan hanya puas dengan menyelesaikan ulangan, tetapi juga harus menghadapi ujian. Karena ujian sebenarnya itu adalah di alam realita. Ujian itu adalah berhadapan langsung dengan realita, misalnya menguji atau membantah teori filosof Barat yang selama ini selalu didewakan," imbuhnya.
Imam menguraikan, tujuan penciptaan manusia adalah membawa perubahan dan kebaikan karena demikianlah amanat dari Allah SWT mengadakan manusia yang bertujuan di antaranya adalah untuk beribadah kepada-Nya (abdullah) dan menjadi khalifah Allah SWT di muka bumi (khalifatullah).
"Tidak ada progresifitas dan kemajuan, bukan itu tujuan manusia diciptakan. Kita harus berusaha membawa perubahan dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin adalah cara terbaik untuk menjadikan kita menjadi apa, bahkan menjadikan kita tetap hidup walaupun kita sudah mati," pungkasnya. (ybh/hio)