Sekjen Mazlis Dorong Penguatan Program Wajib Nasional
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah, Mazlis B. Mustafa, membuka acara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Pemuda Hidayatullah Kalimantan Utara (Kaltara) yang digelar selama 2 hari, 9-10 Januari 2021 di Kota Tarakan.
Dalam pidatonya membuka Rakerwil yang mengangkat tema "Teguhkan Mindset Kemandirian Organisasi untuk Indonesia Bermartabat", Sekjen menyampaikan urgeni peran pemuda bagi masa depan bangsa, untuk kemajuan dakwah dan kemaslahatan semesta.
"Pemuda Hidayatullah adalah pemuda yang akan memimpin masa depan, mindset ini yang harus dibangun. Jiwa besar ini yang perlu terus ditanamkan," kata Sekjen Mazlis.
Dalam pada itu, Mazlis mendorong dilakukannya penguatan program wajib nasional mencakup 3 hal yaitu traning Leadership Training Center (LTC), daurah Al Qur’an bersanad dan satu daerah satu penulis.
Dia menjelaskan, tiga program wajib tersebut menjadi bagian yang penting digulirkan oleh struktural baik PW, PD maupun kepengursan ranting ada di kecamatan-kecamatan seluruh Indonesia.
Selain itu, Mazlis mendorong agar segenap kader pemuda untuk selalu mengupgrade diri agar semakin baik dan kompetitif.
"Selalu berpikir untuk lebih baik dari waktu ke waktu sebagai pemuda dan tidak pernah melepaskan adab dalam setiap aktivitasnya yang berhubungan dengan orang lain," kata Sekjen berpesan.
Pada kesempatan itu, Sekjen juga kembali mengingatkan bahwa sifat wajib pemuda Hidayatulah ialah progresif beradab sebagaimana tagline yang telah diusung kepengurusan periode ini.
Seperti diketahui, Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah (PPPH) telah menetapkan tagline baru di periode 2020-2023, yaitu Progresif Beradab. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum organisasi pemuda pendukung Hidayatullah itu di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, Sabtu (15/2/2020).
Imam menjelaskan, secara bahasa progresif bisa diartikan kemajuan, perbaikan, peningkatan kebaikan secara bertahap. Artinya, kader Pemuda Hidayatullah adalah insan yang memastikan dalam setiap perjalanan waktu, baik secara individu maupun organisasi selalu ada capaian kemajuan yang dihasilkan.
"Hal ini akan mendorong budaya produktif kian mengakar, pada saat yang sama akan terdorong untuk senantiasa berpikir solutif, dibanding meratapi atau menyalahkan keadaan," sambungnya.
Sedangkan beradab menurutnya ini lebih karena dua hal utama.
Pertama karena adab adalah indikator baik tidaknya iman dan pemikiran seorang Muslim. Kedua, karena visi lembaga ini adalah membangun peradaban Islam," tegasnya.
"Karena kita memang butuh adab, adab kepada Allah, adab kepada Rasulullah, adab kepada orangtua, kepada guru, teman, tetangga, bahkan kepada yang lebih muda, dan kepada alam dimana kita tinggal, semua ada adabnya. Dan, Islam mengatur itu," urainya.
Jadi beradab, jelas Imam, artinya benar-benar komitmen menghadirkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
"Pemuda Hidayatullah, inilah tagline hidupnya. Sebab jika tidak, bisa saja progresif organisasi dan individunya. Tapi kalau tidak beradab," tutupnya dengan nada interogatif.
Musyawarah Wilayah II Pemuda Hidayatullah yang digelar di Masjid Hidayatullah Bulungan, Kalimantan Utara, ini dibuka oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Utara Dr. Ir. H. Irianto Lambrie, M.M.
Muswil yang mengangkat tema “Meneguhkan Visi Pemuda Menyongsong Kaltara Maju,” itu dihadiri Sekretaris Jenderal Mazlis B Mustapa, Bendahara Umum Tri Winarno dan unsur muspika Kabupaten Bulungan serta tokoh agama dan masyarakat.*/