News Breaking
PHTV
wb_sunny

Breaking News

Hidayatullah Kehilangan KH Dr Abdul Mannan, Sang Ideolog Visioner

Hidayatullah Kehilangan KH Dr Abdul Mannan, Sang Ideolog Visioner


Oleh Mazlis B. Mustafa

DETIK waktu seolah terhenti kala membaca sebuah pesan di grup WA yang dikirimkan oleh Bang Muhammad Sulthon. 

“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Baru saja kembali kepada Allah, Ayahanda saya Bapak Abdul Mannan. Semoga Allah mengampuni dosa beliau. Mohon kerelaan jama’ah Hidayatullah untuk memaafkan kesalahan beliau selama hidup. Terima kasih banyak atas kasih sayang jamaah semua kepada Ayah saya selama ini. Jazakumullah khairan katsira.”

Ust. DR. Abdul Mannan Alkindi telah kembali keharibaan Allah SWT. Berita ini pun tak luput dari pertanyaan akan kevalidan infonya. Maklum saja, berita ini sangat mengejutkan seluruh jamaah Hidayatullah. 

Apakah benar Ust. Abd Mannan – Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah yang dimaksud? Atau ada orang lain dengan nama yang sama?

Memang, sekitar 10 hari yang lalu, informasi bahwa beliau sakit telah beredar luas. Hanya saja, yang sudah-sudah, jika ada para asatidz yang sakit semakin parah atau genting kondisinya, maka aka nada informasi dan himbauan baru agar memperkencang do’a untuk yang bersangkutan agar diberikan jalan terbaik oleh Allah SWT. 

Sehingga, kabar ini membawa shock tersendiri bagi jamaah khususnya yang berada di luar Jabodetabek karena tidak mengikuti perkembangan kondisi beliau selama sakit.

Di samping itu - sebagaimana yang dirasakan penulis, ada harapan agar informasi ini tidak benar karena rasa sayang yang tidak ingin kehilangan sosok beliau. 

Tentu kader beliau sangat berharap masih ingin mendapatkan wejangan, nasihat dan limpahan pemikiran serta spirit beliau lebih lama lagi. 

Tapi, Allah SWT lebih sayang kepada beliau sehingga beliau kembali menghadap Allah SWT di hari Ramadhan yang mulia, 08 Ramadhan 1442 H / 20 April 2021.

Kalimat istirja dan do’a untuk almarhum pun memenuhi grup-grup WA maupun status medsos jama’ah Hidayatullah kolega dari seluruh penjuru tanah air maupun yang sedang bertugas di luar negeri. Begitu juga dengan para tokoh dan sahabat kenalan beliau, baik secara personal maupun atas nama lembaga.

Ust. DR. Abdul Mannan, siapa pun yang mengenalinya pasti mengakui pribadi beliau yang selalu semangat, ibadahnya yang kuat, sosok ideolog, inspirator, sangat disiplin dan memiliki pendirian tegas dalam menegakkan aturan dan kebenaran. 

Kami sangat bersyukur pernah dapat dididik langsung oleh beliau selama menjadi mahasiswa STIE Hidayatullah Depok dan ketika tugas di Jakarta.

Hari Rabu, jam 06.00 pagi adalah jadwal mata kuliah beliau di STIE Hidayatullah. Tidak satu kalipun dalam sejarah, beliau terlambat yang sudah dapat menggambarkan betapa disiplinnya beliau terhadap waktu sesuai dengan pesan surah Al Asr yang selalu beliau sampaikan di depan mahasiswanya. 

Maka dari itu, jika ada mahasiswa yang datang setelah beliau masuk ke dalam kelas. Maka bersiaplah untuk mendapat perintah menutup pintu kelas dari luar alias terusir dari kelas perkuliahan di hari itu. 

Selain disiplin waktu, mahasiswa juga harus disiplin dalam berpakaian dan berpenampilan rapi. Berani melanggar, maka bersiaplah untuk mendapatkan konsekuensinya dan mendapatkan keterangan A (Alpa) di absennya. 

Suasana itu terus berlangsung selama kuliah sehingga disiplin waktu dan berpenampilan di ruang-ruang formal menjadi kebiasaan dan karakter mahasiswa beliau. 

Koleksi dan bacaan buku ribuan yang menggambarkan betapa luasnya wawasan dan ilmu beliau. Membaca bagi beliau bukanlah sekedar hobi dan kebiasaan tetapi merupakan kewajiban atas perintah dari wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW buat seluruh ummatnya. 

Maka, kalimat yang selalu keluar dari lisan beliau merupakan untaian hikmah bagi yang mendengarkan. Intonasi bicara beliau yang sesekali naik untuk memberikan penekanan makna dan diselingi gelak canda tawa akan menyihir siapa saja yang mendengarkan dan tidak bosan. 

Apalagi, setiap mengajar ataupun forum resmi, beliau sudah mempersiapkan materi dengan matang ditambah dengan pandangan beliau yang selalu out of the box selalu menarik untuk dinantikan.

Jika diminta untuk mendeskripsikan beliau dengan dua kata, maka penulis akan memilih ideolog dan visioner. Ide-ide bernas yang beliau sampaikan kepada santrinya berakar dari ketajaman intelektual dan spiritual. 

Oleh itu, kepada seluruh santrinya beliau selalu berpesan agar memperkuat budaya literasi –membaca dan menulis – serta memperkuat ibadah baik yang wajib maupun sunnah. Khususnya shalat lail. 

Beliau selalu berpesan dalam setiap kesempatan agar kami selaku mujahid dakwah tidak boleh lepas dari sholai lail tiap malam. “Jika ada kader Hidayatullah yang tidak shalat lail, maka cacat spiritualnya,” tegas beliau.

Buku “Era Peradaban Baru” adalah di antara mahakarya beliau yang dapat kita selami untuk menghidupkan idealisme Ust. DR. Abdul Mannan dan visi besar beliau dalam menyongsong cita-cita mewujudkan peradaban Islam. 

Tugas kader dan murid beliau selanjutnya adalah mengejawantahkan pesan-pesan beliau serta agar menjadi bangunan amal jariyah yang balasannya tiada pernah terputus hingga hari kiamat.

Ust. DR. Abdul Mannan merupakan sosok guru yang tegas sekaligus ayahanda yang perhatian. Penulis beruntung karena saat mendapat amanah sebagai Presiden BEM kerap kali dipanggil untuk ngobrol berdua di kediaman beliau. 

Perbincangan biasanya diisi seputar kegiatan dan perkembangan mahasiswa, baik yang berprestasi maupun yang bermasalah. Bahkan tidak segan mengulurkan bantuan berupa dana pribadi untuk membantu kegiatan mahasiswa dan saat menemui murid beliau yang sedang tugas di lapangan. 

Ini hanya segelintir kecil kisah tentang kelembutan hati dan besarnya perhatian beliau terhadap calon kader leader dari STIE Hidayatullah khususnya dan kader Hidayatullah umumnya.

Masih teringat senyum bahagia nan ikhlas ketika penulis menyalami tangan hangat beliau di momen wisuda. Kini senyuman itu hanya dapat ditatap dalam gambar-gambar kenangan. Semoga kelak kita dipertemukan kembali di Surga Allah SWT. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Allahummaghfirlahuu warhamhu wa ’afihi wa’fu ‘anhu. Selamat jalan Guruku…

*) Mazlis B. Mustafa, penulis adalah Sekretaris Jenderal Pemuda Hidayatullah

Tags