Oleh-Oleh dari Konferensi Dakwah Asia Pasifik 21 Negara; Menyatukan Ummat dalam Satu Visi
Oleh Imam Muhammad, S.H.I*
Konferensi Dakwah Asia Pasifik yang diadakanDiadakan 23-25 Nov 2024 di Kangar, Perlis Malaysia, menyuguhkan pengalaman yang mendalam dan menginspirasi bagi 21 negara yang berpartisipasi.
Salah satu oleh-oleh terbesar dari acara ini adalah semangat persatuan yang terjalin di antara berbagai organisasi dakwah, yang meleburkan perbedaan demi sebuah tujuan yang lebih besar: dakwah Islam yang rahmatan lil-‘alamin (rahmat bagi semesta alam).
Tuan rumah, Perlis - Malaysia, memulai acara dengan menampilkan simbol-simbol gerakan dakwah mereka. Delegasi dari negara-negara seperti Cina, Jepang, dan negara lainnya, termasuk pusat dakwah Timor Leste, Masjid An Nur, turut berpartisipasi. Namun, menariknya, tidak ada satu pun organisasi yang menonjolkan identitas mereka secara terbuka.
Sebagai contoh, meskipun delegasi Timor Leste mengutus dua tokoh penting, yakni Ketua Pembina Yayasan KH. Abdullah Said Sagran dan Ketua Yayasan KH. Anwar Da Costa B.A., MA, mereka tidak menampilkan logo atau lambang organisasi mereka.
Ini menggambarkan bahwa acara ini lebih menekankan pada kesatuan dakwah, bukan pada identitas individu organisasi.
Bersatu dalam Dakwah: Tanpa Batasan Kelompok
Dalam sambutannya, Mr. Nicholas Silvestre, ketua panitia konferensi, dengan tegas menyatakan bahwa dakwah yang mereka jalankan adalah dakwah yang murni, atas dasar iman dan Islam, tanpa memandang perbedaan organisasi atau kelompok.
"Dalam ruangan ini, tidak ada organisasi, tidak ada kelompok yang terkotak-kotak.
Kita adalah satu kesatuan yang saling menguatkan dan mendukung," ujarnya. Suasana ini benar-benar mencerminkan semangat persatuan yang menjadi inti dari pertemuan ini.
Lebih jauh, Ustad Nicholas mengutip ayat Al-Qur'an yang menjadi dasar dari semangat dakwah mereka:
قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (seluruh manusia) kepada Allah dengan bukti yang nyata. Mahasuci Allah dan aku tidak termasuk golongan orang-orang musyrik.”
Ayat ini menjadi pengingat bahwa dakwah adalah ajakan kepada Allah yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan, dengan bukti yang nyata, dan tanpa terpengaruh oleh sekat-sekat yang ada di dunia ini.
Menguatkan Perjuangan Dakwah untuk Ummat
Ustad Nicholas menambahkan, "Mari kita kuatkan barisan perjuangan dakwah kita untuk umat. Banyak umat yang kehilangan pendakwahnya.
Kita jangan sampai kalah dari para misionaris yang berdakwah siang dan malam, sementara kita sedang menuju jalan yang benar, jalan yang diridhai oleh Allah, Tuhan semesta alam."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ
"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir"
Pesan tersebut semakin menguatkan bahwa dakwah adalah amanah yang harus dijaga dan diteruskan. Setiap individu yang terlibat dalam dakwah harus merasa bertanggung jawab untuk menyebarkan kebenaran, tanpa henti.
Menjadi Pionir Dakwah: Peran Pemuda dalam Misi Besar
Salah satu poin penting yang diangkat dalam konferensi ini adalah pentingnya peran pemuda dalam dakwah. Delegasi dari Pemuda Hidayatullah mengusulkan agar pemuda dijadikan sebagai pionir dakwah di garis terdepan.
Ini merupakan langkah strategis, mengingat pemuda adalah generasi yang penuh energi dan potensi, yang dapat memanfaatkan berbagai platform untuk menyebarkan dakwah secara lebih efektif, termasuk melalui media digital dan sosial.
Pelatihan Kepemimpinan dan Ketangkasan Digital: Menyongsong Masa Depan Dakwah
Konferensi ini tidak hanya menjadi ajang untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman, tetapi juga menjadi sarana pelatihan intensif.
Para peserta diajak untuk mengikuti berbagai pelatihan, mulai dari kepemimpinan hingga ketangkasan dalam mengolah teknologi digital.
Salah satu hal yang sangat menarik adalah penerapan aturan yang mengharuskan peserta untuk mematikan ponsel mereka selama sesi berlangsung.
Hal ini membuat para peserta benar-benar terlibat secara penuh dan aktif, tanpa gangguan dari dunia luar.
Kesimpulan: Menyongsong Masa Depan Dakwah yang Lebih Kuat
Dengan berakhirnya konferensi ini, para peserta kembali ke negara masing-masing dengan semangat yang lebih kuat dan tekad yang lebih bulat untuk terus berdakwah.
Dari Perlis, Malaysia, para delegasi tidak hanya membawa oleh-oleh berupa pengetahuan dan pengalaman baru, tetapi juga semangat persatuan dan kekuatan untuk terus memperjuangkan dakwah Islam di seluruh penjuru dunia.
Sebuah pesan yang sangat jelas tersampaikan: dakwah adalah tugas bersama, tanpa memandang asal-usul, identitas organisasi, atau kelompok. Kita semua bersatu dalam satu tujuan yang mulia: menyebarkan kebaikan dan kedamaian Islam untuk seluruh umat manusia.
Terimakasih kepada Panitia RDC, Sponsorsip, Gabungan Dakwah Malaysia, Hidayah Center Foundation, My Guide dan Kerajaan Perlis yang telah sukses bersama-sama menyelenggarakan kegiatan tersebut, semoga seluruh elemen ummar dalam regional Asia Pasifik dapat bersatu dan kokoh menyongsong masa depan dakwah islam yang gemilang! Amiin.
)*Kepala Departemen Dakwah dan Pembinaan Anggota PP Pemuda Hidayatullah