RAKERNAS V Hidayatullah dan Tantangan Kaderisasi Kaum Muda; "Sebuah Pandangan Kritis dan Khusus"
Oleh Supriyanto Refra, S.Sos.*
Hidayatullah sebagai salah satu Organisasi Islam yang memiliki peran dan perkembangan yang signifikan di Indonesia, bahkan asia tenggara kini berada di usia emasnya. Dengan usia yang “matang”, sudah barang tentu banyak dihadapkan dengan tantangan. Ibarat sebuah pohon, semakin tinggi maka semakin kencang angin menerpa.
Dalam hal kaderisasi kaum muda, Hidayatullah sebagai Organisasi, harus dengan serius menyusun blueprint atau roadmap perkaderan bagi kaum muda dengan seksama, serta menyesuaikan wadah dan memilih serta memilah gaya perkaderan yang sesuai dan kekinian bagi kaum muda berdasarkan jenjang usianya.
Mengutip apa yang disampaikan Ketua Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah, Dr. Tasyrif Amin, M.Pd., bahwa di tahun 2025 mendatang perkaderan Hidayatullah harus lebih ekspansif.
Perkaderan expansif, tentu menjadi kosa-kata baru dalam kamus organisasi kaum muda Hidayatullah. Sederhananya perkaderan ekspansif ini proses kaderisasi yang bertujuan untuk memperluas dan mengembangkan jaringan kader secara lebih luas dan inklusif.
Istilah "expansif" di sini, jika boleh di interpretasikan, mengandung makna bahwa perkaderan di Hidayatullah nantinya, tidak hanya fokus pada pengembangan sejumlah individu dalam skala kecil (internal), tetapi juga berusaha untuk menjangkau lebih banyak orang (eksternal).
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan jumlah kader, memperkenalkan nilai-nilai organisasi kepada masyarakat yang lebih luas, dan memperkuat keberadaan serta pengaruh organisasi di berbagai sektor kehidupan, yang pada dasarnya hal ini bukan belum dilakukan di organisasi ini.
Namun, lebih jauh lagi pendekatan perkaderan expansif ini paling tidak memberikan dampak perluasan dan jangkauan, baik melalui peningkatan kualitas maupun kuantitas kader yang terlibat dalam berbagai aktivitas organisasi, serta mendorong partisipasi kader dalam berbagai bidang di masa yang akan datang, guna menopang kerja-kerja peradaban yang semakin banyak nantinya.
Oleh sebabnya Rapat Kerjas Nasional ke 5 yang sementara berlangsung, bukan hanya menjadi ajang untuk menyusun strategi dan evaluasi kerja, namun dalam prakteknya, ada beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian kritis dan khusus, terutama terkait dengan upaya Hidayatullah dalam kaderisasi generasi muda yang menjadi tulang punggung keberlanjutan organisasi ini di masa yang akan datang.
Peran Kaderisasi dalam Mewujudkan Generasi yang Tangguh
Sebagaimana kita ketahui, bahwa kaderisasi menjadi salah satu elemen penting dalam mempertahankan kelangsungan organisasi manapun di dunia ini, tidak terkecuali Hidayatullah sebagai sebuah harakah perjuangan dan perkaderan!
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, tantangan dalam menarik minat serta mempertahankan semangat juang generasi muda semakin besar.
Di usia emas organisasi yang kita cintai ini, semua elemen atau pun mandatoris di amal-amal usaha harus “sama” dalam satu pikiran, serta memahami bahwa proses kaderisasi tidak hanya sebatas transfer ilmu agama, tetapi juga penguatan karakter dan kepemimpinan, sangat penting dalam membentuk generasi yang siap menghadapi dinamika dunia yang terus berubah.
Karena dalam sebagian praktiknya, program kaderisasi yang ada masih terbatas pada pengajaran teori tanpa diimbangi dengan pendekatan praktis yang relevan terhadap tantangan dunia modern, apatah lagi jika proses kaderisasi itu dianggap hanya sebagai sebuah mandat formal organisasi, sehingga dijalankan hanya untuk mengugurkan kewajiban sebagai pemangku amanah.
Rapat kerja Hidayatullah ke 5, sebagai forum untuk merumuskan langkah-langkah kedepan organisasi ini, seharusnya menjadi momentum untuk mengevaluasi dan merancang sistem kaderisasi yang lebih adaptif, agar dapat membekali kaum muda dengan kemampuan untuk memimpin, berinovasi, serta menyelesaikan permasalahan sosial yang kompleks.
Tantangan Kepemimpinan yang Berubah
Seiring dengan perkembangan zaman, karakteristik kepemimpinan kaum muda juga berubah. Mereka lebih terbuka terhadap ide dan solusi yang lebih inovatif, fleksibel, dan berbasis pada pemahaman global.
Oleh karena itu, Rapat Kerja Hidayatullah harus mampu merespons perubahan ini dengan mengembangkan kurikulum kepemimpinan yang tidak hanya mengajarkan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga membuka ruang bagi pengembangan soft skills, kreativitas, dan kecakapan manajerial yang matang sesuai dengan jenjang kaderisasi kaum muda berdasarkan usianya.
Kader muda yang terlahir dari proses kaderisasi yang efektif harus diberdayakan untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya mengerti tentang permasalahan internal organisasi, tetapi juga mampu menghadapi tantangan eksternal, seperti mempengaruhi kebijakan sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang di masyarakat atau yang sering kita gaungkan sebagai Juru Bicara Peradaban.
Maka penting untuk menggali potensi kader muda dengan memberi serta menyediakan mereka ruang untuk berinovasi dan beradaptasi dengan dunia yang serba digital dan penuh tantangan.
Pentingnya Pemanfaatan Teknologi dalam Kaderisasi
Di era digital saat ini, pemanfaatan teknologi dalam proses kaderisasi menjadi sangat krusial. Penggunaan media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan nilai-nilai Hidayatullah serta membangun jaringan kader muda menjadi suatu kebutuhan yang mendesak.
Rapat Kerja Hidayatullah perlu merumuskan strategi yang melibatkan penggunaan teknologi secara maksimal, baik dalam hal distribusi informasi, pembelajaran jarak jauh, maupun pengembangan komunitas kader muda di dunia maya.
Namun, di sisi lain, terdapat tantangan dalam menanggapi perbedaan preferensi dan pola hidup kaum muda yang sangat beragam. Banyak dari mereka lebih tertarik pada kegiatan yang bersifat praktis dan langsung dapat dirasakan manfaatnya.
Hidayatullah perlu menciptakan program-program kaderisasi yang lebih berorientasi pada hasil nyata, seperti kegiatan sosial atau kepemimpinan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat yang dapat menarik serta melibatkan pemuda dari berbagai kalangan.
Membangun Spirit Keislaman yang Modern
Hidayatullah sebagai ormas Islam di tengah tantangan globalisasi dan pluralitas budaya, sangat penting untuk membangun spirit keislaman inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Sebagimana yang disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah, KH. Drs. Hamim Thohari M.Si., yang menekankan bahwa Hidayatullah harus tampil beda dan lebih inkulsi.
Maka kaderisasi kaum muda harus diprogramkan dengan pendekatan yang lebih dinamis dan terbuka, sehingga menjadikan kualitas kader yang tidak hanya pandai hafal teori dan materi kaderisasi, tetapi juga siap berdialog dan bekerja sama serta menjadi pioner dalam konteks sosial yang lebih luas, paling tidak dilingkungan tempat ia beramal-usaha.
Evaluasi dan Inovasi dalam Program Kaderisasi
Rapat Kerja Hidayatullah juga harus menjadi wadah evaluasi terhadap program-program kaderisasi yang sudah berjalan. Tidak sedikit ormas yang terjebak dalam rutinitas lama tanpa melakukan introspeksi dan inovasi.
Program kaderisasi yang efektif harus mencakup pembentukan mentalitas pemimpin yang tidak hanya mengandalkan kemampuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang harus disesuaikan dan bisa diimplementasikan dimanapun ia berada.
Penting untuk melihat apakah program-program yang ada sudah mengakomodasi kebutuhan zaman, apakah memberikan tantangan dan ruang untuk kreativitas, serta apakah sudah cukup inklusif untuk menarik minat lebih banyak pemuda dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi.
Kesimpulan
Rapat Kerja Ormas Hidayatullah harus menjadi ajang yang lebih dari sekadar formalitas organisasi. Lebih dari itu, harus bisa merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat menjawab tantangan zaman, terutama dalam kaderisasi kaum muda.
Organisasi ini harus mampu beradaptasi dengan dinamika sosial dan budaya, menggunakan teknologi secara maksimal, serta membangun kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan global, agar kader muda yang lahir dari Hidayatullah dapat terus menjadi agen perubahan serta juru bicara peradaban yang membawa kemaslahatan bagi umat dan bangsa. Allahu a’alam bisshowwab...
)*Alumni Komunikasi dan Penyiaran Islam STAI Luqman Al Hakim Hidayatullah Surabaya, Kepala Departemen RISTEK PP Pemuda Hidayatulllah.